Tuesday, June 29, 2010

Manifestasi cinta


لا تَقْلُقُواْ وَلا تَحْزَنُواْ
فَإِنَّ حُبَّ الله دَوْمًا مَعَكُمْ
حُبُّهُ هُوَ الأَعْلَى وَالأَجْمَل
إِنَّهُ حُبٌّ حَقِيْقِيٌّ لِلْجَمِيْع


(La taqlaqu wa la tahzanu
Fainna hubbalLahi dauman ma'akum
HubbuHu huw al-a'la w al-ajmal
InnaHu hubbun haqiqiyyun lil jami')

(Ertinya:)
Usah kau resah usah kau gelisah
Kerna sesungguhnya cinta Allah tetap bersama kamu semua
CintaNya adalah cinta yang tertinggi dan yang terindah
Sesungguhnya Dia lah cinta yang hakiki untuk semua

************************************************************************

«إِذَا أَحَبَّ الرَّجُلُ أَخَاهُ فَلْيُخْبِرْهُ أَنَّهُ يُحِبُّهُ»

Jika seseorang mencintai saudaranya kerana Allah, maka kabarkanlah bahawa ia mencintainya.
.
.
.
«مَنْ دَعَا ِلأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ»

Barang siapa yang mendoakan saudaranya pada saat ia tidak bersamanya, maka malaikat yang diamanahkan untuk menjaga dan mengawasinya berkata, “Semoga Allah mengabulkan; dan bagimu semoga mendapat yang semisalnya.” (HR. Muslim).
.
.
.
Abu Dawud dan Tirmidzi meriwayatkan bahawa Umar bin Khatab berkata: Aku meminta izin kepada Nabi SAW untuk umrah, kemudian beliau memberikan izin kepadaku dan bersabda:

«لاَ تَنْسَنَا يَا أَخِيْ مِنْ دُعَائِكَ»

“Wahai saudaraku, engkau jangan melupakan kami dalam doamu.”
.
.
.
Imam Muslim telah meriwayatkan dari Abu Hurairah bahawa Rasulullah SAW bersabda:

«أَنَّ رَجُلاً زَارَ أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ أُخْرَى فَأَرْصَدَ اللهُ تَعَالَى لَهُ مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ قَالَ: أَيْنَ تُرِيدُ؟ قَالَ أُرِيدُ أَخًا لِي فِي هَذِهِ الْقَرْيَةِ، قَالَ هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا عَلَيْهِ؟ قَالَ: لاَ، غَيْرَ أَنِّي أَحْبَبْتُهُ فِي اللهِ تَعَالىَ، قَالَ فَإِنِّي رَسُولُ اللهِ إِلَيْكَ بِأَنَّ اللهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ»

Sesungguhnya ada seseorang yang mengunjungi saudaranya di kota lain. Kemudian Allah memerintahkan Malaikat untuk mengikutinya. Ketika malaikat sampai kepadanya, ia berkata, “Engkau hendak ke mana?” Orang itu berkata, “Aku akan mengunjungi saudaraku di kota ini.” Malaikat berkata, “Apakah ada hartamu yang dikelola olehnya?” Ia berkata, “Tidak ada, hanya saja aku mencintainya kerana Allah.” Malaikat itu berkata, “Sesunggunya aku adalah utusan Allah kepadamu. Aku diperintahkan untuk mengatakan bahawa Allah sungguh telah mencintaimu sebagaimana engkau telah mencintai saudaramu itu kerana Allah.”
.
.
.
Rasulullah SAW bersabda:

«الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يُسْلِمُهُ مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ بِهَا كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»

Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, ia tidak akan menzaliminya dan tidak akan membiarkannya binasa. Barangsiapa berusaha memenuhi keperluan saudaranya maka Allah akan memenuhi perluannya. Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan dari seorang muslim maka dengan hal itu Allah akan menghilangkan salah satu kesusahannya kelak di Hari Kiamat. Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim maka Allah akan menutup aibnya di Hari Kiamat.
.
.
.
Rasulullah SAW bersabda:

«مَنْ لَقِيَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ بِمَا يُحِبُّ لَيَسُرَّهُ بِذَالِكَ, يُرِهِ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ»

Barangsiapa yang menemui saudaranya yang muslim dengan menampakkan perkara yang disukainya kerana ingin membahagiakannya, maka Allah akan memberikan kebahagiaan kepadanya di Hari Kiamat.
.
.
.
Rasulullah saw bersabda:
«وَتَهَادُوْا تَحَابُّوْا»

Kalian harus saling memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai. (HR. Bukhari).

.
.
.

Rasulullah SAW bersabda:

«مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ فَقَالَ لِفَاعِلِهِ جَزَاكَ اللهُ خَيْرًا فَقَدْ أَبْلَغَ فِي الثَّنَاءِ»

Barangsiapa diberi kebaikan kemudian ia berkata kepada orang yang memberi kebaikan, “Jazakallah Khairan” (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh dia telah memberikan pujian yang sangat baik.
.
.
.
Rasulullah SAW bersabda:

«حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ»

Hak muslim ke atas muslim yang lain ada enam. Dikatakan, “Apa yang enam itu, Ya Rasulallah?” Rasul SAW bersabda, “Apabila engkau bertemu dengan saudara muslim yang lain, maka ucapkanlah salam kepadanya; Apabila ia mengundangmu, maka penuhilah undangannya; Apabila ia meminta nasihat kepadamu, maka berikanlah nasihat kepadanya; Apabila ia bersin dan mengucapkan al hamdu lillah, maka ucapkanlah yarhamukallah; Apabila ia sakit maka ziarahlah; Apabila ia meninggal dunia, maka hantarkanlah sampai ke kuburnya.”

KHATIMAH CINTA

Dari Umar bin Al-Khathab, bahawa Rasulullah SAW bersabda: Allah mempunyai hamba-hamba yang bukan nabi dan bukan syuhada, tapi para nabi dan syuhada tertarik dengan kedudukan mereka di sisi Allah. Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, siapa mereka dan bagaimana amal mereka? Semoga saja kami dapat mencintai mereka.” Rasulullah SAW bersabda, “Mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai nikmat dan kurnia yang diberikan oleh Allah. Mereka tidak memiliki hubungan nasab dan tidak memiliki harta yang mereka kelola bersama. Demi Allah keberadaan mereka adalah cahaya dan mereka kelak akan ada di atas mimbar-mimbar dari cahaya. Mereka tidak berasa takut ketika banyak manusia berasa takut. Mereka tidak bersedih ketika banyak manusia bersedih.” Kemudian Rasulullah SAW membacakan firman Allah:

أَلاَ إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ

Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (10: 62).